NEW DELHI: Kementerian Kesehatan Persatuan telah meminta pemerintah Benggala Barat untuk menyelidiki kasus kamp vaksinasi COVID-19 yang diduga diselenggarakan oleh orang yang tidak berwenang di beberapa wilayah Kolkata dan dalam dua hari ke depan untuk menyerahkan laporan.
Sekretaris Kesehatan Persatuan Rajesh Bhushan telah menulis surat kepada Sekretaris Utama Benggala Barat Hari Krishna Dwivedi untuk meminta laporan faktual tentang masalah tersebut.
Bhushan mengacu pada surat yang ditulis oleh Pemimpin Oposisi Benggala Barat Suvendu Adhikari kepada Menteri Kesehatan Persatuan Harsh Vardhan pada tanggal 25 Juni, yang menarik perhatian pada kasus kamp vaksinasi COVID-19 yang diduga diselenggarakan oleh orang yang tidak berwenang.
Disebutkan juga bahwa di beberapa kamp ini, dan khususnya di wilayah Kasba di wilayah Kota Kolkata, tidak ada penerima manfaat yang menerima sertifikat vaksinasi yang dihasilkan oleh Co-WIN, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang keaslian kamp vaksinasi tersebut. kata Bhushan dalam suratnya.
Ia mengatakan sesuai pedoman, semua sesi vaksinasi COVID-19 harus diselenggarakan melalui portal Co-WIN dan semua vaksinasi juga harus dicatat di Co-WIN.
Sertifikat vaksinasi juga dihasilkan dari Co-WIN setelah acara vaksinasi berhasil dicatat oleh pemberi vaksin dan sertifikat tersebut kemudian diberikan kepada penerima manfaat dalam bentuk digital atau fisik, ujarnya dalam surat tersebut.
Pusat ini juga telah memberi tahu negara bagian dari waktu ke waktu bahwa sertifikat vaksinasi harus diberikan kepada penerima manfaat. “Oleh karena itu, tidak diterbitkannya sertifikat ini menyebabkan ditahannya kamp vaksinasi ‘palsu’ dan juga menimbulkan keraguan mengenai kandungan suntikan yang diberikan di kamp tersebut. Kasus-kasus seperti ini, jika tidak segera diselidiki dan ditangani dengan benar, juga dapat mengakibatkan kemungkinan terulangnya kembali,” kata Bhushan.
“Dimohon agar masalah ini segera diselidiki dan posisi faktual mengenai tuduhan serius yang disebutkan dalam surat tersebut di atas segera diklarifikasi dan, jika perlu, dapat diambil tindakan yang sesuai dan tegas dalam masalah tersebut. meminta laporan faktual mengenai hal tersebut dapat dikirimkan ke kementerian ini dalam dua hari ke depan,” ujarnya.
LIHAT JUGA | Bagaimana Mumbai, kota terpadat di India, mengalahkan tantangan dan virus corona
NEW DELHI: Kementerian Kesehatan Persatuan telah meminta pemerintah Benggala Barat untuk menyelidiki kasus kamp vaksinasi COVID-19 yang diduga diselenggarakan oleh orang yang tidak berwenang di beberapa wilayah Kolkata dan menyerahkan laporan dalam dua hari ke depan untuk diserahkan. Sekretaris Kesehatan Persatuan Rajesh Bhushan telah menulis surat kepada Sekretaris Utama Benggala Barat Hari Krishna Dwivedi untuk meminta laporan faktual tentang masalah tersebut. Bhushan mengacu pada surat yang ditulis oleh Pemimpin Oposisi Benggala Barat Suvendu Adhikari kepada Menteri Kesehatan Persatuan Harsh Vardhan pada tanggal 25 Juni, yang menarik perhatian pada kasus kamp vaksinasi COVID-19 yang diduga diselenggarakan oleh orang yang tidak berwenang.googletag. cmd.push(fungsi() googletag.display(‘div-gpt-ad-8052921-2’); ); Disebutkan juga bahwa di beberapa kamp ini, dan khususnya di wilayah Kasba di wilayah Kota Kolkata, tidak ada penerima manfaat yang menerima sertifikat vaksinasi yang dihasilkan oleh Co-WIN, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang keaslian kamp vaksinasi tersebut. kata Bhushan dalam suratnya. Ia mengatakan sesuai pedoman, semua sesi vaksinasi COVID-19 harus diselenggarakan melalui portal Co-WIN dan semua vaksinasi juga harus dicatat di Co-WIN. Sertifikat vaksinasi juga dihasilkan dari Co-WIN setelah acara vaksinasi berhasil dicatat oleh pemberi vaksin dan sertifikat tersebut kemudian diberikan kepada penerima manfaat dalam bentuk digital atau fisik, ujarnya dalam surat tersebut. Pusat ini juga telah memberi tahu negara bagian dari waktu ke waktu bahwa sertifikat vaksinasi harus diberikan kepada penerima manfaat. “Oleh karena itu, tidak diterbitkannya sertifikat ini menyebabkan ditahannya kamp vaksinasi ‘palsu’ dan juga menimbulkan keraguan mengenai kandungan suntikan yang diberikan di kamp tersebut. Kasus-kasus seperti ini, jika tidak segera diselidiki dan ditangani dengan benar, juga dapat mengakibatkan kemungkinan terulangnya hal tersebut,” kata Bhushan. “Dimohon agar masalah ini segera diselidiki dan posisi faktual atas tuduhan serius yang terkandung dalam surat tersebut di atas segera diklarifikasi. dan, jika perlu, tindakan yang tepat dan tegas dapat diambil. dalam masalah ini. Laporan faktual mengenai hal tersebut juga diminta dapat dikirimkan ke kementerian ini dalam dua hari ke depan,” ujarnya. LIHAT JUGA | Bagaimana Mumbai, kota terpadat di India, mengalahkan tantangan dan virus corona