Layanan Berita Ekspres

GUWAHATI: Polisi Assam pada hari Jumat mengimbau komunitas Muslim di negara bagian itu untuk membantu mereka mengidentifikasi anggota modul baru Jamaat-ul-Mujahideen Bangladesh (JMB).

Direktur Jenderal Polisi Bhaskar Jyoti Mahanta mengajukan banding setelah dua anggota modul ditangkap oleh polisi di distrik Dhubri negara bagian.

“Kami menyerukan komunitas Muslim yang terhormat dan para pemimpin mereka untuk maju dan membantu kami dalam mengidentifikasi anggota lain dari modul ini. Kami juga mengimbau mereka untuk membantu kami membawa semua elemen radikal ke arus utama,” cuitnya.

Keduanya ditangkap bersama dengan empat senjata api dan uang kertas palsu India senilai Rs 1,02 lakh. Mayoritas umat Islam tinggal di Dhubri, yang berbatasan dengan Bangladesh.

“Saya mengimbau komunitas Muslim untuk tidak menghibur elemen radikal tetapi membantu polisi. Kami tidak akan membiarkan adanya orientasi radikalisasi. Kami mendapat informasi bahwa beberapa elemen modul ini telah mengunjungi Bangladesh secara rutin,” kata Mahanta.

Dia mengatakan penyelidikan polisi mengungkapkan bahwa beberapa mullah Bangladesh menggunakan visa India untuk berobat di Chennai. Namun, karena melanggar aturan visa, mereka mengunjungi berbagai wilayah di Assam untuk meradikalisasi masyarakat.

Pada tahun 2014, Polisi Assam merusak modul JMB di Barpeta, distrik mayoritas Muslim lainnya, dan menangkap lebih dari selusin orang. Modul tersebut kemudian menyebarkan tentakelnya ke distrik Baksa, yang termasuk dalam wilayah teritorial Bodoland dan memiliki populasi Muslim yang cukup besar.

“Beberapa dari mereka yang ditangkap pada tahun 2014 telah keluar dari penjara sementara yang lain masih berada dalam tahanan pengadilan. Kami membahas masing-masingnya. Mereka ada dalam radar kami,” kata Mahanta.

Tambahan Dirjen Polisi (Badan Khusus) Hiren Nath mengatakan, oknum JMB merambah ke masyarakat sebagai masyarakat awam. “Mereka akan menyesatkan generasi muda dan membuat mereka mengikuti ideologi JMB,” ujarnya.

agen sbobet