Pemimpin Kongres mengatakan bahwa meskipun ia menghormati polisi dan merupakan pengagum berat tentara dan pasukan keamanan, ada kebutuhan untuk memastikan bahwa hal-hal seperti itu tidak terjadi, terutama di Srinagar.
Pemimpin Senior Kongres Ghulam Nabi Azad (Foto | PTI)
JAMMU: Mantan Ketua Menteri Jammu dan Kashmir Ghulam Nabi Azad pada hari Kamis menuntut penyelidikan yudisial atas pertemuan Hyderpora di mana polisi mengklaim telah membunuh dua teroris dan dua rekan teroris.
Pemerintah pada hari Kamis memerintahkan penyelidikan magisterial atas insiden tersebut di tengah protes yang dilakukan oleh keluarga dari tiga dari empat orang yang tewas dalam insiden tersebut, dengan mengklaim bahwa keluarga mereka tidak bersalah.
“Saya menuntut penyelidikan yudisial terhadap bentrokan di Hyderpora untuk mencari tahu bagaimana dan mengapa banyak orang terbunuh. Ini adalah urusan polisi dan bukan urusan tentara. Harus ada penyelidikan di bawah hakim Pengadilan Tinggi,” kata Azad kepada wartawan di Kathua. Kamis.
Dia bertanya bagaimana tim polisi bisa menyelidiki sendiri tuduhan terhadap polisi.
Azad mengatakan, meski ia menghormati polisi dan merupakan pengagum berat tentara dan aparat keamanan, namun hal seperti itu harus dipastikan tidak terjadi, terutama di Kota Srinagar.
“Jika hal seperti itu terjadi di ibu kota, masyarakat akan mempertanyakan apa yang seharusnya terjadi di pedalaman,” tambahnya.
Pemimpin Kongres mengacu pada penyelidikan pertemuan Shopian tahun lalu dan mengatakan tentara telah memberikan keadilan dalam kasus tersebut.
Dia mengatakan, selama menjabat sebagai Ketua Menteri, keadilan diberikan kepada keluarga tiga buruh yang tewas dalam pertemuan palsu.
Petugas polisi yang dituduh telah dipenjara selama 13 tahun terakhir, kata Azad.
Sudah saatnya polisi memberikan keadilan, katanya.
Azad juga mengutuk insiden pembunuhan berencana yang mengguncang Kashmir bulan lalu.
“Selama 20 hari berturut-turut, 6-8 pembunuhan yang ditargetkan telah terjadi di sini. Sudah 3 bulan dan kami tidak tahu apa-apa. Harus ada penyelidikan mengenai hal ini. Kami harus menyelidiki secara detail siapa dalang di balik ini dan menangkapnya. mereka,” kata.
Penyelidikan magisterial atas pembunuhan Hyderpora diperintahkan di tengah protes oleh kerabat Mohammad Altaf Bhat (pemilik gedung), Mudasir Gul (penyewa) dan Amir Magray (petugas kantor Gul).
Mereka menggambarkan pembunuhan itu sebagai pembunuhan berdarah dingin.
Mereka menuntut agar jenazah korban diserahkan kepada mereka untuk upacara terakhir.
Keempat orang yang tewas dalam bentrokan itu dimakamkan di kawasan Handwara, distrik Kupwara.