NEW DELHI: Mahkamah Agung pada hari Senin mengatakan mereka dapat mendengarkan permohonan yang menentang pencabutan Pasal 370 yang memberikan status khusus kepada Jammu dan Kashmir setelah liburan musim panas.
Pengacara senior Shekhar Naphade menyebutkan kasus tersebut di hadapan hakim yang dipimpin oleh Ketua Hakim NV Ramana. Dia mengatakan hal itu memerlukan pencatatan yang mendesak karena pelaksanaan penetapan batas masih berlangsung di negara bagian tersebut.
“Coba saya lihat… setelah liburan musim panas saya harus berdiskusi dengan juri lain… harus menyusun bangku cadangan,” kata CJI.
Liburan Mahkamah Agung dijadwalkan antara 23 Mei hingga 11 Juli.
Pada bulan Maret 2020, Mahkamah Agung menolak untuk merujuk permohonan tersebut ke majelis yang lebih besar yang terdiri dari tujuh hakim. Permasalahan tersebut disidangkan oleh lima hakim Konstitusi yang diketuai oleh Hakim NV Ramana dan terdiri dari Hakim SK Kaul, R Subhash Reddy, BR Gavai dan Surya Kant. Kasus-kasus tersebut belum lagi terdengar sejak saat itu karena pandemi Covid-19. Hakim R. Subhash Reddy pensiun pada bulan Januari ini.
Sejumlah petisi telah diajukan mengenai masalah ini setelah penghapusan Pasal 370, termasuk petisi dari perorangan, pengacara, aktivis dan partai politik seperti Konferensi Nasional, Konferensi Rakyat J&K yang dipimpin Sajjad Lone dan pemimpin CPI (M) Mohd Yousuf Tarigami .
Pada tanggal 5 Agustus 2019, Pusat membatalkan ketentuan Pasal 370 Konstitusi yang memberikan status khusus kepada Jammu dan Kashmir. Jammu dan Kashmir kini terbagi menjadi dua Wilayah Persatuan yaitu J&K dengan dewan legislatif dan Ladakh tanpa dewan legislatif.
Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp
NEW DELHI: Mahkamah Agung pada hari Senin mengatakan mereka dapat mendengarkan permohonan yang menantang pencabutan Pasal 370 yang memberikan status khusus kepada Jammu dan Kashmir setelah liburan musim panas. Pengacara senior Shekhar Naphade menyebutkan kasus tersebut di hadapan hakim yang dipimpin oleh Ketua Hakim NV Ramana. Dia mengatakan hal itu memerlukan pencatatan yang mendesak karena pelaksanaan penetapan batas masih berlangsung di negara bagian tersebut. “Coba saya lihat…setelah liburan musim panas saya harus berdiskusi dengan juri lain…harus menyusun bangku cadangan,” kata CJI.googletag.cmd.push(function() googletag.display(‘div -gpt -ad-8052921-2’); ); Liburan Mahkamah Agung dijadwalkan antara 23 Mei dan 11 Juli. Pada bulan Maret 2020, Mahkamah Agung menolak untuk merujuk permohonan tersebut ke majelis yang lebih besar yang terdiri dari tujuh hakim. Permasalahan tersebut disidangkan oleh lima hakim Konstitusi yang diketuai oleh Hakim NV Ramana dan terdiri dari Hakim SK Kaul, R Subhash Reddy, BR Gavai dan Surya Kant. Kasus-kasus tersebut belum lagi terdengar sejak saat itu karena pandemi Covid-19. Hakim R. Subhash Reddy pensiun pada bulan Januari ini. Sejumlah petisi telah diajukan mengenai masalah ini setelah penghapusan Pasal 370, termasuk petisi dari perorangan, pengacara, aktivis dan partai politik seperti Konferensi Nasional, Konferensi Rakyat J&K yang dipimpin Sajjad Lone dan pemimpin CPI (M) Mohd Yousuf Tarigami . Pada tanggal 5 Agustus 2019, Pusat membatalkan ketentuan Pasal 370 Konstitusi yang memberikan status khusus kepada Jammu dan Kashmir. Jammu dan Kashmir kini terbagi menjadi dua Wilayah Persatuan yaitu J&K dengan dewan legislatif dan Ladakh tanpa dewan legislatif. Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp