Oleh PTI

NEW DELHI: Direktorat Penegakan Hukum (ED) pada hari Selasa mengatakan telah mengajukan surat tuntutan terhadap mantan Ketua Menteri Jammu dan Kashmir Farooq Abdullah dan beberapa orang lainnya sehubungan dengan penyelidikan pencucian uang terkait dengan dugaan penyimpangan di Asosiasi Kriket Jammu dan Kashmir ( JKCA).

Penuntutan diajukan pada 4 Juni di hadapan pengadilan khusus Pencegahan Pencucian Uang (PMLA) di Srinagar, katanya dalam sebuah pernyataan.

ED juga mendakwa Ahsan Ahmad Mirza dan Mir Manzoor Gazanffer, keduanya mantan bendahara JKCA, dan beberapa orang lainnya sebagai terdakwa dalam lembar dakwaan.

Pengadilan memanggil terdakwa untuk hadir di hadapannya pada tanggal 27 Agustus, kata pengadilan.

Mirza ditangkap oleh ED pada bulan September 2019 dan surat dakwaan diajukan terhadapnya pada bulan November tahun itu.

BACA JUGA | Militan tidak akan berakhir sampai pemerintah memenangkan hati rakyat Kashmir, kata Farooq Abdullah

Persidangan sedang berlangsung. Abdullah beberapa kali diperiksa lembaganya terkait kasus ini. Badan penyelidikan federal telah melampirkan aset milik Abdullah dan lainnya senilai Rs 21,55 crore berdasarkan tiga perintah terpisah yang dikeluarkannya di masa lalu.

Kasus tersebut berkaitan dengan penarikan dana dari Asosiasi Kriket Jammu dan Kashmir melalui transfer ke berbagai rekening bank pribadi pihak yang tidak terkait, termasuk pengurus JKCA dan melalui penarikan tunai yang tidak dapat dijelaskan dari rekening bank JKCA. kata UGD.

Kasus badan tersebut didasarkan pada surat dakwaan tahun 2018 yang diajukan oleh CBI terhadap terdakwa yang sama.

Lembar dakwaan CBI, yang juga menyebutkan nama mantan akuntan Bashir Ahmad Misgar dan Gulzar Ahmad Beigh, menuduh “penyalahgunaan dana JKCA sebesar Rs 43,69 crore” dari hibah yang diterima oleh Dewan Pengawas Kriket di India (BCCI) diberikan untuk mempromosikan olahraga di negara bagian itu antara tahun 2002 dan 2011.

ED sebelumnya mengatakan penyelidikannya menemukan bahwa JKCA menerima Rs 94,06 crore dari BCCI di tiga rekening bank selama tahun anggaran 2005-2006 hingga 2011-2012 (hingga Desember 2011).

Diduga ada beberapa rekening bank lain yang dibuka di bawah JKCA yang menjadi tempat transfer dana. Rekening bank baru serta rekening yang sudah ada sebelumnya kemudian digunakan untuk mencuci dana JKCA, katanya.

Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp

Situs Judi Online