Rupani dilantik sebagai CM pada 7 Agustus 2015 menggantikan Anandiben Patel dan kembali menduduki kursi ketua setelah BJP meraih kekuasaan pada Desember 2017.
CM Gujarat Vijay Rupani (Foto | PTI)
AHMEDABAD: Kongres mengadakan protes di Gujarat pada hari Minggu bertepatan dengan BJP yang berkuasa memulai perayaan sembilan hari untuk menandai selesainya lima tahun masa jabatan Ketua Menteri Vijay Rupani.
Rupani dilantik sebagai CM pada 7 Agustus 2015 menggantikan Anandiben Patel dan kembali menduduki kursi ketua setelah BJP meraih kekuasaan pada Desember 2017.
Protes Kongres berpusat pada kebijakan pendidikan negara bagian, sementara banyak pemimpin juga menyerang pemerintahan Rupani karena “membuang-buang uang pembayar pajak” dengan mengadakan acara-acara perayaan tersebut.
Beberapa anggota Kongres ditahan saat melakukan demonstrasi dengan membawa plakat dan meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah sebagai bagian dari “program penyelamatan pendidikan” yang diusung partai tersebut.
“Di Gujarat, masyarakat dijarah atas nama privatisasi pendidikan. Alih-alih merasa malu akan hal ini, pemerintah BJP justru menyelenggarakan perayaan dengan menggunakan uang pembayar pajak.
“Kami menuntut pemerintah Gujarat segera menghentikan kebijakan privatisasi pendidikan, membatalkan keputusan untuk menutup sekolah dasar dan mengisi kekosongan di semua sekolah dan perguruan tinggi negeri,” kata ketua Kongres negara bagian Amit Chavda.
BACA JUGA | Tidak ada pasien COVID-19 yang meninggal karena kekurangan oksigen di Gujarat: Vijay Rupani
Chavda menuduh lebih dari 10.000 ruang kelas di sekolah-sekolah negeri berada dalam kondisi bobrok, sementara perguruan tinggi menghadapi kekurangan staf sebanyak 40 persen.
Di antara para pemimpin yang mengambil bagian dalam protes Kongres adalah Paresh Dhanani, Bharatsinh Solanki dan Arjun Modhwadia, sebuah rilis partai mengatakan, menambahkan bahwa mereka akan menyelenggarakan program-program yang paralel dengan perayaan sembilan hari pemerintah.
Sementara itu, Partai Aam Aadmi mengadakan acara sebagai bagian dari agitasi ‘agyaan diwas’, nama yang dipilih untuk mengejek ‘gyan shakti diwas’ BJP.
Rilis AAP mengklaim bahwa lebih dari 6.000 sekolah negeri ditutup karena ‘kekurangan siswa’, sementara terdapat 14.000 sekolah dimana siswa dari kelas berbeda belajar di ruangan yang sama.
Berbicara kepada wartawan, CM Rupani mengatakan Chavda harus menjawab tentang apa yang dilakukan Kongres terhadap pendidikan ketika mereka berkuasa di Pusat dan di negara bagian.
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa Perdana Menteri Narendra Modi sedang mendirikan IIT, IIMS dan AIIMS di semua negara bagian untuk meningkatkan jangkauan pendidikan.