Layanan Berita Ekspres
SRINAGAR: Sehari setelah lima tentara Angkatan Darat India tewas dalam penyergapan oleh militan di kendaraan mereka di distrik perbatasan Poonch di J&K, pasukan keamanan telah melancarkan pencarian besar-besaran menggunakan drone dan helikopter untuk menangkap para militan untuk dilacak.
Namun, pakar keamanan mempertanyakan mengapa prosedur operasi standar tidak dipatuhi dan mengapa satu kendaraan Angkatan Darat diizinkan melintas di jalan tanpa dikerahkannya Partai Pembukaan Jalan (ROP).
Seorang pejabat keamanan mengatakan operasi pencarian sedang dilakukan oleh tentara dan polisi di hutan lebat Bhatta Durrian di daerah Mendhar, distrik Poonch. Kendaraan itu bergerak antara Bhimber Gali dan Poonch di sektor Rajouri.
BACA JUGA| Serangan teror J&K terhadap truk tentara menewaskan lima warga Jawa
Tentara yang gugur tersebut diidentifikasi sebagai Havaldar Mandeep Singh, Lance Naik Kulwant Singh, Sepoy Harkrishan Singh, dan Sepoy Sewak Singh, semuanya dari Punjab, dan Lance Naik Debashish Baswal dari Odisha. Pejabat itu mengatakan setidaknya enam militan bersenjata lengkap diduga terlibat dalam serangan itu ketika kendaraan tersebut terkena peluru dari berbagai sisi.
Tim pejabat NIA juga mengunjungi lokasi tersebut untuk membantu penyelidikan. Dia mengatakan pihaknya juga sedang menyelidiki apakah peluru baja untuk menembus jaket BP digunakan oleh militan dalam penyergapan tersebut. Sementara itu, mantan Kapolsek J&K SP Vaid mempertanyakan alasan tentara tidak mengikuti SOP. Mengapa hanya satu kendaraan tentara yang bergerak dan mengapa ROP tidak dikerahkan? Sesuai SOP, kendaraan TNI harus berjalan konvoi dengan ROP yang berjaga di jalan,” ujarnya. “Badan intelijen memberikan laporannya dan merupakan tanggung jawab badan keamanan di lapangan untuk menindaklanjuti masukan ini,” katanya.
Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp
SRINAGAR: Sehari setelah lima tentara Angkatan Darat India tewas dalam penyergapan oleh militan di kendaraan mereka di distrik perbatasan Poonch di J&K, pasukan keamanan telah melancarkan pencarian besar-besaran menggunakan drone dan helikopter untuk menangkap para militan untuk dilacak. Namun, pakar keamanan mempertanyakan mengapa prosedur operasi standar tidak dipatuhi dan mengapa satu kendaraan Angkatan Darat diizinkan melintas di jalan tanpa dikerahkannya Partai Pembukaan Jalan (ROP). Seorang pejabat keamanan mengatakan operasi pencarian sedang dilakukan oleh tentara dan polisi di hutan lebat Bhatta Durrian di daerah Mendhar di distrik Poonch. Kendaraan itu bergerak antara Bhimber Gali dan Poonch di sektor Rajouri.googletag.cmd.push(function() googletag.display(‘div-gpt-ad-8052921-2’); ); BACA JUGA| Serangan teror J&K terhadap truk tentara menewaskan lima warga Jawa. Tentara yang gugur tersebut diidentifikasi sebagai Havaldar Mandeep Singh, Lance Naik Kulwant Singh, Sepoy Harkrishan Singh, dan Sepoy Sewak Singh, semuanya dari Punjab, dan Lance Naik Debashish Baswal dari Odisha. Pejabat itu mengatakan setidaknya enam militan bersenjata lengkap diduga terlibat dalam serangan itu ketika kendaraan tersebut terkena peluru dari berbagai sisi. Tim pejabat NIA juga mengunjungi lokasi tersebut untuk membantu penyelidikan. Dia mengatakan pihaknya juga sedang menyelidiki apakah peluru baja untuk menembus jaket BP digunakan oleh militan dalam penyergapan tersebut. Sementara itu, mantan Kapolsek J&K SP Vaid mempertanyakan alasan TNI tidak mengikuti SOP. Mengapa hanya satu kendaraan tentara yang bergerak dan mengapa ROP tidak dikerahkan? Sesuai SOP, kendaraan TNI harus berjalan konvoi dengan ROP yang berjaga di jalan,” ujarnya. “Badan intelijen memberikan laporannya dan merupakan tanggung jawab badan keamanan di lapangan untuk menindaklanjuti masukan ini,” katanya. Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp