JAIPUR: Sebuah kelompok Hindu mengklaim bahwa makam santo Sufi Moinuddin Chishti di Ajmer dulunya adalah sebuah kuil, demikian klaim survei situs tersebut oleh Survei Arkeologi India (ASI).
Rajvardhan Singh Parmar dari Maharana Pratap Sena mengklaim simbol Hindu hadir di dinding dan jendela dargah.
Namun, tubuh Khadim (pelayan) menolak klaim tersebut dengan mengatakan tidak ada simbol seperti itu.
Dargah Khwaja Gareeb Nawaz dulunya adalah candi Hindu kuno. Simbol Swastika ada di dinding dan jendela. Kami meminta ASI melakukan survei terhadap dargah tersebut, kata Parmar kepada wartawan.
Moin Chisti, presiden Anjuman Saiyad Zadgan, badan Khadim, mengatakan klaim tersebut tidak berdasar karena tidak ada simbol seperti itu di mausoleum.
Dia mengatakan jutaan orang, baik Hindu maupun Muslim, mengunjungi tempat itu setiap tahun.
BACA JUGA | Kasus Masjid Gyanvapi: Pengadilan Negeri akan melanjutkan sidang tentang pemeliharaan pada tanggal 30 Mei
“Saya mengatakan ini dengan penuh tanggung jawab bahwa simbol Swastika tidak ada di dargah. Dargah sudah ada di sana selama 850 tahun. Pertanyaan seperti itu tidak pernah muncul. Ada suasana tertentu di negara saat ini yang tidak pernah ada di sana. ,” dia berkata.
Dia mengatakan bahwa mengajukan pertanyaan tentang makam Khwaja Moinuddin Chishti berarti menyakiti perasaan jutaan orang yang salat di sana, apa pun agamanya.
Chisti mengatakan, pemerintahlah yang harus merespons elemen-elemen tersebut.
Wahid Hussain Chisti, sekretaris mausoleum, menyebut tuntutan tersebut sebagai upaya mengganggu keharmonisan masyarakat.
Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp
JAIPUR: Sebuah kelompok Hindu mengklaim bahwa makam santo Sufi Moinuddin Chishti di Ajmer dulunya adalah sebuah kuil, demikian klaim survei situs tersebut oleh Survei Arkeologi India (ASI). Rajvardhan Singh Parmar dari Maharana Pratap Sena mengklaim simbol Hindu hadir di dinding dan jendela dargah. Namun, badan Khadim (server) menolak klaim tersebut dengan mengatakan bahwa tidak ada simbol tersebut.googletag.cmd.push(function() googletag.display(‘div-gpt-ad-8052921-2’); ) ; Dargah Khwaja Gareeb Nawaz dulunya adalah candi Hindu kuno. Simbol Swastika ada di dinding dan jendela. Kami meminta ASI melakukan survei terhadap dargah tersebut, kata Parmar kepada wartawan. Moin Chisti, presiden Anjuman Saiyad Zadgan, badan Khadim, mengatakan klaim tersebut tidak berdasar karena tidak ada simbol seperti itu di mausoleum. Dia mengatakan jutaan orang, baik Hindu maupun Muslim, mengunjungi tempat itu setiap tahun. BACA JUGA | Kasus Masjid Gyanvapi: Pengadilan negeri akan melanjutkan sidang tentang pemeliharaan pada tanggal 30 Mei. “Saya mengatakan ini dengan penuh tanggung jawab bahwa simbol Swastika tidak ada di dargah. Dargah telah ada di sana selama 850 tahun. Tidak ada pertanyaan seperti itu yang pernah ada. Ada a suasana tertentu di negara ini saat ini yang belum pernah ada sebelumnya,” katanya. Ia mengatakan bahwa mengajukan pertanyaan tentang mausoleum Khwaja Moinuddin Chishti berarti membangkitkan sentimen jutaan orang yang akan menyakiti orang-orang yang melaksanakan salat di sana, apa pun agamanya. Chisti mengatakan pemerintah harus menanggapi unsur-unsur tersebut. Wahid Hussain Chisti, sekretaris mausoleum, menyebut tuntutan tersebut sebagai upaya untuk mengganggu keharmonisan komunal.