Sekretaris Jenderal Kongres Nasional Randeep Singh Surjewala mengatakan bahwa air tidak hanya menjadi tidak murni, tetapi juga terdapat korupsi dalam skema pemerintah yang terkait dengan air tersebut.
Pemimpin senior Kongres Randeep Singh Surjewala (Foto | PTI)
PATNA: Kongres pada hari Minggu menuduh bahwa masyarakat Bihar harus minum air yang tercemar di rezim Nitish Kumar, dan kota-kota di negara bagian tersebut berubah menjadi tempat pembuangan sampah.
Sekretaris Jenderal Kongres Nasional Randeep Singh Surjewala mengatakan bahwa air tidak hanya menjadi tidak murni, tetapi juga terdapat korupsi dalam skema pemerintah yang terkait dengan air tersebut.
Selain itu, masyarakat terpaksa tinggal di kota yang penuh sampah, klaimnya.
Untuk menegaskan maksudnya, Surjewala berpidato pada konferensi pers di jalan depan Patna GPO, yang terletak di jantung kota.
“Tepat di belakang saya adalah tanah di mana kompleks yang indah akan dibangun tetapi sekarang digunakan untuk membuang sampah.
Jika ini yang terjadi di ibu kota negara bagian, kita bisa membayangkan kondisi menyedihkan di kota-kota lain di negara bagian ini,” katanya kepada wartawan.
Juru bicara Kongres Nasional Pawan Khera, partai MLC Prem Chandra Mishra dan juru bicara Kongres negara bagian Rajesh Rathor juga hadir pada pertemuan pers tersebut.
Mengacu pada ‘Swachhata Survekshan 2020’ Center, pemimpin Kongres mengatakan bahwa Patna berada di urutan terbawah dari daftar 47 kota dengan populasi lebih dari 10 lakh.
Dari 382 kota besar dan kecil dengan populasi antara 1 dan 10 lakh, 26 kota di Bihar termasuk yang paling kotor, kata Surjewala.
Kota suci Gaya ada 382, imbuhnya.
Bahkan Kanton Danapur dianggap paling kotor di antara 62 kanton di negara ini, katanya.
Pemimpin Kongres mengatakan bahwa Pengadilan Hijau Nasional tahun lalu, setelah melihat situasi pengelolaan sampah di negara bagian tersebut, menggambarkannya sebagai situasi “darurat”.
NGT juga menyatakan keprihatinan serius atas indeks kualitas udara di Bihar karena Patna adalah kota paling tercemar ketiga di negara tersebut.
Pengadilan juga mencatat tingkat arsenik dalam air di negara bagian tersebut, katanya.
Surjewala mengatakan hanya 3,36 lakh rumah tangga dari total 1,78 crore yang mendapatkan air minum di negara bagian tersebut.
Air di sebagian besar distrik di Bihar terkena dampak arsenik, fluorida, atau uranium, katanya, mengutip data dari Kementerian Air Minum dan Sanitasi.
Sepuluh kabupaten terkena fluorida sementara 11 kabupaten terkena arsenik, katanya.
Menurut laporan yang disiapkan oleh Biro Standar India (BIS), 10 sampel air minum yang dikumpulkan gagal dalam pengujian dan tidak layak untuk diminum, katanya.