Oleh Layanan Berita Ekspres

CHANDIGARH/GUWAHATI: Robeknya patung Yesus Kristus di sebuah gereja di Ambala Cantonment di Haryana pada Sabtu malam adalah bagian dari serentetan kejahatan rasial yang menargetkan perayaan Natal di seluruh negeri sejak Jumat.

Sekitar pukul 01.30 pada hari Minggu, patung Yesus Kristus di gerbang masuk Gereja Penebus Suci era Inggris di Kanton Ambala dirusak oleh dua penjahat tak dikenal, kata sumber tersebut, dan menambahkan bahwa polisi memiliki rekaman CCTV.

“Kasus yang melukai sentimen keagamaan dan memasuki rumah telah dilaporkan,” kata Petugas Kantor Polisi Kanton Ambala Anil Kumar.

Inspektur Tambahan Polisi Ambala Pooja Dabla mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki aksi vandalisme tersebut.

Di sebuah gereja di Pataudi, Gurugram, doa Malam Natal dan lagu-lagu Natal diganggu pada Jumat malam oleh sekelompok aktivis sayap kanan yang meneriakkan “Jai Shree Ram” dan “Bharat Mata ki Jai”.

Para aktivis mendorong paduan suara turun dari panggung, mengambil mikrofon dan membuat orang-orang meneriakkan “Jai Shree Ram”.

Seorang pendeta setempat mengatakan tanpa mau disebutkan namanya: “Ini adalah pelanggaran terhadap hak kami untuk berdoa dan beragama dan hari demi hari gangguan seperti ini semakin meningkat.”

Namun, polisi mengatakan mereka belum menerima keluhan apa pun.

Di Assam, sekelompok pemuda membuat keributan saat perayaan di gereja Presbiterian di Silchar di Cachar pada Sabtu malam.

Media lokal menyebutkan pemuda yang mengenakan syal saffron itu melukai massa dan memukuli satu orang.

Geng tersebut mengatakan kepada pengunjung gereja bahwa mereka tidak mempermasalahkan perayaan Natal, hanya jika ada umat Hindu yang hadir.

Inspektur Polisi Cachar Ramandeep Kaur menyebutnya sebagai insiden “kecil”.

“Sejauh ini kami belum menerima keluhan apa pun. Namun, proses hukum terhadap orang-orang yang terlibat sedang dilakukan,” katanya.

Tujuh orang yang diduga terlibat dalam insiden tersebut telah ditahan sejauh ini, kata seorang perwira polisi senior.

Inspektur Polisi Cachar Ramandeep Kaur mengatakan kepada PTI bahwa insiden itu terjadi pada hari Sabtu saat perayaan Natal di sebuah lapangan di kota tersebut.

Beberapa anak laki-laki mendatangi lokasi tersebut dan meminta umat Hindu yang hadir di sana untuk tidak ikut serta dalam perayaan tersebut.

“Mereka tidak keberatan umat Kristiani merayakan acara tersebut,” katanya.

Lebih lanjut Kaur mengatakan, polisi belum menerima pengaduan apa pun atas kejadian tersebut, meski tujuh pemuda telah ditahan terkait hal ini.

“Kami sedang menyelidiki insiden tersebut. Sejauh ini kami belum mendapat masukan mengenai keterlibatan kelompok mana pun,” tambah SP.

Namun, penduduk setempat mengklaim bahwa penjahat tersebut terkait dengan Bajrang Dal.

Menurut laporan saksi mata, anak-anak tersebut meneriakkan ‘Jai Shri Ram’ dan diduga mulai menganiaya orang-orang yang hadir di tempat tersebut.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 21.00 saat venue sedang ramai dikunjungi orang.

Banyak orang yang mengambil foto selfie dan berfoto ketika masalah mulai terjadi.

Ketika pelapor menanyakan kepada anak-anak tersebut mengapa mereka menolak perayaan tersebut, anak-anak tersebut dilaporkan mengatakan kepada mereka bahwa sebagai umat Hindu mereka harus merayakan ‘Tulsi Diwas’ yang bertepatan dengan Natal.

Sebuah video yang diunggah di situs media sosial menunjukkan lima hingga tujuh pemuda mengenakan syal safron yang mengaku berasal dari Bajrang Dal dan meminta umat Hindu untuk menjauhi perayaan tersebut.

Anak-anak tersebut lebih lanjut mengatakan bahwa mereka tidak membatasi umat Kristiani untuk merayakan hari tersebut, namun ingin agar umat Hindu tidak merayakannya.

Sementara itu, Anggota Parlemen Kongres Lok Sabha Abdul Khaleque, yang mengutuk insiden tersebut, mengatakan itu adalah “kegagalan” di pihak pemerintah negara bagian.

Khaleque berkata, “Kepala Menteri terkadang mendorong kampanye kebencian melalui pidatonya.”

Namun, pemimpin Kongres tidak merinci tuduhannya terhadap Ketua Menteri.

Legislator AIUDF Ashraful Hussain mengatakan masyarakat harus memiliki kebebasan untuk merayakannya tanpa rasa takut.

“Kami melihat komunitas minoritas sering menjadi sasaran saat perayaan mereka. Saya pikir polisi harus tetap waspada untuk menghentikan kejadian seperti itu,” katanya.

Hussain juga meminta pihak kepolisian untuk mempercepat penyelidikan dan membawa pelakunya ke pengadilan.

(Dengan masukan PTI)

Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp

Pengeluaran SGP