Oleh PTI

MUMBAI: Anggota parlemen BJP Sambhaji Chhatrapati pada hari Kamis bertemu dengan ketua NCP Sharad Pawar untuk membahas masalah reservasi Maratha dan mendesaknya untuk mengambil inisiatif dalam masalah tersebut.

Mahkamah Agung baru-baru ini membatalkan Undang-Undang Maharashtra yang memberikan kuota kepada komunitas Maratha dalam penerimaan dan pemberian pekerjaan di pemerintahan, menyebutnya sebagai “inkonstitusional” dan menyatakan bahwa tidak ada keadaan luar biasa yang mengesampingkan batas reservasi 50 persen yang ditetapkan oleh Mandal tahun 1992. pengucapan.

Berbicara kepada wartawan di luar kediaman Pawar di sini, anggota parlemen Rajya Sabha berkata, “Saya memberi tahu Pawar tentang kerusuhan dan penderitaan yang terjadi di komunitas Maratha dan mendesak dia untuk mengambil inisiatif dalam masalah ini.”

Pemimpin BJP mengatakan dia telah meminta ketua NCP untuk mengajak Ketua Menteri Uddhav Thackeray, Pemimpin Oposisi Devendra Fadnavis dan para pemimpin lainnya dan mencoba memberikan keadilan kepada masyarakat.

“Pawar mendengarkan isu tersebut dengan penuh perhatian dan menyikapinya secara positif,” ujarnya.

Pemimpin BJP, yang merupakan keturunan raja Maratha Chhatrapati Shivaji Maharaj, mengunjungi beberapa bagian negara bagian tersebut untuk mendiskusikan tindakan di masa depan dengan masyarakat setempat.

Dia mengatakan pada hari Rabu bahwa jika pemerintah Uddhav ingin memberikan reservasi dalam kategori EWS, mereka dapat melakukannya dengan melonggarkan persyaratannya dan tidak perlu pergi ke Pusat untuk mendapatkannya.

Anggota parlemen BJP itu juga mengatakan bahwa jika pemerintah negara bagian ingin memberikan keberatan pada kategori Bagian Ekonomi yang Lebih Lemah (EWS), maka mereka berhak untuk melonggarkan persyaratannya.

“Pemerintah Maharashtra tidak perlu mendatangi Pusat untuk melakukan hal yang sama. Negara bagian harus bertindak sebagaimana mestinya,” kata anggota Rajya Sabha, seraya menambahkan bahwa dia akan lebih memperjelas pendiriannya mengenai masalah ini pada tanggal 28 Mei.

Pemimpin BJP itu juga mengatakan, jika pemerintah tidak mengindahkan tuntutan warga Maratha, mereka mungkin harus melakukan agitasi.

“Tetapi di masa pandemi COVID-19 ini, kita tidak bisa membiarkan orang mati dengan keluar rumah. Kalau kita aman, kita bisa memperjuangkan reservasi nanti,” ujarnya.

Masyarakat Maratha sebelumnya telah mengajukan tuntutan mereka dan perwakilan publik dari partai berkuasa serta partai oposisi di negara bagian tersebut harus menerima tanggung jawab untuk bekerja demi kesejahteraan masyarakat, tambahnya.

Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp