Dalam hal kontak antar masyarakat, kata sumber, India akan terus menerima warga negara Afghanistan yang datang ke negara itu karena alasan medis, serta pelajar.
Seorang tentara paramiliter Pakistan, kiri, dan pejuang Taliban berjaga di sisi masing-masing, di titik perlintasan perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan. (Foto | AP)
NEW DELHI: Bahkan ketika Taliban mengumumkan pemerintahannya di Afghanistan, sumber mengatakan India tidak akan mengakui kelompok itu. Namun, New Delhi ingin melanjutkan hubungan antar masyarakat dengan negara yang dilanda perang tersebut.
Menurut sumber, India akan tetap menjalin hubungan dengan para pejabat tinggi Taliban.
“Namun, sangat kecil kemungkinannya kami akan menjalin hubungan diplomatik dengan mereka,” kata mereka, seraya menambahkan bahwa New Delhi tidak akan memiliki kehadiran fisik di Afghanistan yang dikuasai Taliban.
Dalam hal kontak orang-ke-orang, kata sumber, India akan terus menerima warga negara Afghanistan yang datang ke negara itu karena alasan medis serta pelajar setelah semua warga India di negara itu dievakuasi setelah dimulainya kembali penerbangan komersial dari Kabul.
Mengenai jumlah warga India yang masih terdampar di Afghanistan, sumber mengatakan sekitar 100-150 orang masih bertahan di negara yang dilanda perang tersebut.
“Sebagian besar dari 150 warga India berada di provinsi lain dan bukan di Kabul. Masyarakat yang berada di Kabul dievakuasi. Tujuan kami adalah membawa warga India yang tersisa ke Kabul dan mengevakuasi mereka. Kami menjalin kontak dengan negara-negara mitra untuk membantu menjaga saluran komunikasi tetap terbuka dengan Taliban,” tambah mereka.
India telah mengumumkan e-visa untuk warga Afghanistan yang ingin meninggalkan negara itu setelah pengambilalihan Taliban. Penerbitan visa akan dimulai segera setelah operasi komersial dimulai di Bandara Kabul.
Pekan lalu, sebagian operasi domestik di Bandara Kabul dilanjutkan setelah tim teknis dari Qatar tiba di sana. Investasi India di Afghanistan selama dua dekade terakhir hampir mencapai $3 miliar.
Sementara itu, Jenderal Nikolay Patrushev, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, memulai kunjungan dua hari ke India pada hari Selasa untuk mengadakan pembicaraan ekstensif dengan NSA Ajit Doval mengenai situasi di Afghanistan setelah pengambilalihan oleh Taliban.
Kementerian Luar Negeri (MEA) mengatakan Patrushev diperkirakan akan memanggil Perdana Menteri Narendra Modi dan Menteri Luar Negeri S Jaishankar.
Pada tanggal 24 Agustus, Modi dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas perkembangan di Afghanistan dan menyatakan pandangan bahwa penting bagi kedua negara untuk bekerja sama.
MEA mengatakan Patrushev mengunjungi India atas undangan NSA Doval untuk konsultasi antar pemerintah tingkat tinggi India-Rusia mengenai Afghanistan.
“Konsultasi tersebut merupakan tindak lanjut dari percakapan telepon antara Perdana Menteri Narendra Modi dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin pada 24 Agustus,” kata MEA.
“Kedua pemimpin menyatakan pandangan bahwa penting bagi kedua mitra strategis untuk bekerja sama dan menginstruksikan pejabat senior mereka untuk tetap berhubungan mengenai Afghanistan,” katanya.
Setelah percakapan Modi-Putin, Rusia mengatakan kedua pemimpin menyatakan niatnya untuk meningkatkan kerja sama guna melawan penyebaran “ideologi teroris” dan ancaman narkoba yang berasal dari Afghanistan dan setuju untuk membentuk saluran bilateral permanen untuk melakukan konsultasi mengenai masalah tersebut.
Utusan Rusia Nikolay Kudashev mengatakan pada hari Senin bahwa ada “ruang yang cukup” untuk kerja sama antara India dan Rusia mengenai Afghanistan dan kedua belah pihak melakukan kontak rutin satu sama lain mengenai perkembangan terkini di negara yang dilanda perang tersebut.
Dia juga mengatakan bahwa Rusia sama prihatinnya dengan India bahwa tanah Afghanistan tidak boleh menjadi sumber penyebaran terorisme ke negara lain dan ada “bahaya” terorisme yang menyebar ke wilayah Rusia serta Kashmir.
Duta Besar Rusia juga mengatakan bahwa tidak banyak perbedaan dalam posisi keseluruhan Rusia dan India terhadap Afghanista dan mencatat bahwa pendekatan Moskow dalam hal pengakuan rezim Taliban akan bergantung pada tindakan mereka.
Rusia adalah pemain kunci dalam memajukan proses perdamaian Afghanistan sebelum Taliban merebut kekuasaan di Kabul.