Komentar IGP Kashmir Vijay Kumar muncul sehari setelah seorang sarpanch ditembak mati oleh militan di Adoura di distrik Kulgam, Kashmir selatan.

IGP Kashmir Vijay Kumar (Foto | ANI)

SRINAGAR: Panches dan sarpanches adalah sasaran empuk bagi militan karena sekitar 90 persen dari mereka tidak memiliki petugas keamanan pribadi, namun polisi mengambil langkah-langkah untuk memastikan keselamatan mereka, kata IGP Kashmir Vijay Kumar pada hari Sabtu.

Komentarnya muncul sehari setelah seorang sarpanch ditembak mati oleh militan di Adoura di distrik Kulgam, Kashmir selatan.

Ini adalah pembunuhan ketiga terhadap perwakilan terpilih lokal di wilayah serikat pekerja pada bulan ini.

“Panches dan sarpanches adalah sasaran empuk karena sekitar 90 persen dari mereka tidak memiliki PSO (petugas keamanan pribadi). Kami telah menyediakan akomodasi yang aman di Srinagar bagi mereka yang menghadapi ancaman. Beberapa telah ditempatkan di kantor pusat distrik,” Kumar kepada wartawan di sini.

Merujuk pada pembunuhan hari Jumat di Kulgam, Inspektur Jenderal Polisi mengatakan sarpanch diberikan akomodasi yang aman di sebuah hotel di sini, namun dia pergi tanpa memberi tahu polisi.

Saya pergi ke Kulgam dan mengadakan pertemuan (peninjauan) di sana, membahas tindakan pencegahan dan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga semua PRI atau PP (orang yang dilindungi) tetap aman sehingga mereka dapat bekerja di lingkungan yang aman,” ujarnya.

Menurut para pejabat, teroris menembak sarpanch, Shabir Ahmad Mir, di dekat kediamannya di Adoura sekitar pukul 20.50 pada hari Jumat.

Pada tanggal 9 Maret, seorang sarpanch Independen, Sameer Bhat, ditembak mati oleh teroris di pinggiran Srinagar.

Pada tanggal 2 Maret, teroris menembak mati seorang anggota panchayat independen, Mohammad Yaqub Dar, di daerah Srandoo Kulgam.

Kumar mengatakan dalam setiap pertemuan setidaknya ada satu militan Pakistan.

Pakistan telah menginstruksikan militan untuk melakukan serangan di dekat tempat-tempat keagamaan sehingga menimbulkan kerusakan dan mengobarkan sentimen keagamaan masyarakat.

“Pakistan ingin menciptakan masalah hukum dan ketertiban. Para militan melakukan kegiatan seperti itu ke arah Pakistan. Kami mengambil tindakan pencegahan dan melakukan operasi tanpa ada kerugian (kerusakan) pada tempat keagamaan atau kerusakan tambahan apa pun,” ujarnya.

Seorang militan Lashkar-e-Taiba asal Pakistan tewas dalam baku tembak singkat dengan polisi di dekat kuil Hazratbal di sini pada hari Kamis.

Tujuannya adalah menyerang penjaga kuil dan merebut senjatanya, kata Kumar.